23.2 C
Bogor
Sunday, November 24, 2024

Buy now

spot_img

Ketahanan Pangan Diperkuat Melalui Bimtek Peternakan

Malang | Jurnal Inspirasi

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dalam mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas. Kebutuhan akan pangan berbanding lurus dengan jumlah penduduk dalam suatu negara. Sebagai negara dengan jumlah penduduk 271 juta jiwa, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam upaya mengamankan pasokan pangan bagi masyarakat, salah satunya adalah pangan hewani.

Pangan hewani asal ternak sebagai sumber protein berkaitan erat dengan pembangunan SDM suatu bangsa, dimana ketersediaannya baik secara kuantitas maupun kualitas apabila tidak terpenuhi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan, mempengaruhi pertumbuhan fisik serta intelegensia  masyarakat. Begitu  pentingnya ketersediaan produk peternakan dalam masyarakat hingga Pemerintah menetapkan pangan hewani sebagai salah satu unsur dalam sembilan bahan pokok di Indonesia.

Kebutuhan akan protein hewani khususnya daging  bagi penduduk Indonesia kian meningkat setiap tahunnya sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk serta perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih berorientasi pada kesehatan dan gizi. Pemerintah berusaha mengantisipasi peningkatan permintaan akan protein hewani tersebut melalui peningkatan produksi peternakan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan “Untuk pemenuhan pangan hewani dalam negeri, semua harus di-PAKSAKAN, yaitu singkatan dari Planning yang benar, Atensi yang besar, Knowledge, Skill, Action, dan Komitmen Atas dasar Negeri,”

Berbagai strategi telah disusun oleh Pemerintah dalam upaya meningkatankan produksi peternakan, diantaranya melalui program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Program ini merupakan program Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau di Indonesia melaui kegiatan Optimalisasi Reproduksi.

Optimalisasi reproduksi yang tidak optimal akan  berimplikasi pada banyaknya kejadian IB berulang sehingga jarak beranak menjadi lebih panjang dari normalnya. Selain itu masih banyak terjadi perkawinan sedarah (inbreeding) terutama di daerah dengan pemeliharaan temak secara ektensif yang berpengaruh terhadap rendahnya mutu genetik yang akan berdampak pada rendahnya produktivitas ternak. Belum optimalnya manajemen reproduksi sapi potong menyebabkan kerugian bagi peternak baik secara materi maupun immaterial.

Berdasarkan permasalahan di lapang tersebut, maka Badan PPSDMP Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu melaksanakan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian dengan tema Deteksi Birahi dan Sexing pada Ruminansia.

Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan di Kab. Ponorogo pada tanggal 27 april 2021, Kab. Magetan pada tanggal 28 april 2021 dan Kab. Trenggalek pada tanggal 29 april 2021. Rangkaian kegiatan bimtek ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dan penyuluh pertanian dalam mengidentifikasi faktor penyebab kebuntingan pada sapi dan teknologi sperma sexing untuk sapi sehingga goal akhir dari bimtek ini adalah peserta dapat melakukan deteksi birahi pada ternak sapi secara akurat.

** Dwi Lestari /BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles