Malang | Jurnal Inspirasi
Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang berkualitas. Dengan tersedianya SDM yang berkualitas menjadi modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku, penggerak pembangunan di daerah.
Sangat disadari bahwa Sumber daya manusia (SDM) tidak akan tercipta dengan sendirinya, tapi dibutuhkan sebuah proses melalui pendidikan atau pelatihan secara terus menerus sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi. Disamping itu penyiapan SDM yang berkualitas untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern tentu saja tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat atau Kementerian Pertanian saja tapi juga dituntut peran dari masing masing pemerintah daerah.
Dalam beberapa kesempatan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menaruh perhatian penting dalam penguatan penyuluhan di daerah dan keberlanjutannya pada masa depan. Peran penyuluh sangat penting untuk meningkatkan kemampuan petani. Sebab petani merupakan eksekutor pembangunan pertanian yang bisa mengungkit produktivitas dan produksi, termasuk pendapatannya.
“Disinilah peran penyuluhan. Kita membuat bagaimana kapasitas petani itu meningkat, ilmunya meningkat, semangatnya meningkat, termasuk mendapatkan akses ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut informasi pasar, modal, dan distribusi. Penyuluhlah yang bisa seperti itu,” tutur Dedi.
Kerjabareng BBPP Batu dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso melalui kegiatan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Ahli sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penyuluh, karena peran penyuluh pertanian sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Keseriusan BBPP Batu dalam kegiatan pelatihan ini dengan menurunkan 4 orang pakar dibidangnya seperti Ir. Tri Handayani, M.Agr, Karel Daniel Isak Sir, SP, M.Agr. Pararto Wicaksono SP, M.Si, dan Eko Fendi Baskoro, SST, M.Si,
Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli mulai tanggal 26 April – 10 Mei 2021 diikuti sebanyak 21 orang penyuluh dari 7 BPP seperti BPP Sumberwringin, BPP Congkrong, BPP Mas kuning, BPP Pakem, BPP Besuk, BPP Gunung anyar dan BPP Tangsil Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.
Selama berlatih peserta memperoleh materi-materi sebanyak 112 jam pelajaran, yang terdiri dari materi kelompok dasar, kelompok inti, kelompok penunjang, dan praktik kompetensi. Materi inti terdiri dari: Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian, Pendidikan Orang Dewasa, Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem, Programa Penyuluhan Pertanian, Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan, Materi Penyuluhan Pertanian, Media Penyuluhan Pertanian, Metode Penyuluhan Pertanian, Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani, Evaluasi Pelaksanaan dan Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian serta Pelaporan, Pengembangan Profesi Penyuluh Pertanian, Pengemasan Data dan Informasi Berbasis Internet.
Terkait dengan pelatihan tersebut, Kepala Balai Pelatihan Peternakan Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si menyatakan bahwa penyuluh pertanian merupakan jabatan fungsional termasuk dalam Rumpun Ilmu Hayat Pertanian memiliki ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) PNS yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Sebagai ASN PNS calon penyuluh pertanian wajib mengikuti pelatihan dasar fungsional keahlian mengingat hal tersebut telah di atur dalam Permenpan nomor: 02/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.
Selain itu, Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para calon penyuluh pertanian, sehingga nantinya para calon penyuluh pertanian siap dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan serta mampu dalam memberikan wawasan berpikir secara komprehensif untuk pelayanan dan memecahkan permasalahan yang di hadapi petani di lapangan.
** T2S/BBPP Batu