TNI AL Belum Isyaratkan ‘Sub Sink’
Jakarta | Jurnal Inspirasi
Pihak keluarga harap-harap cemas menanti kabar kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak membawa 53 awak itu saat menggelar latihan penembakan rudal di laut utara Bali pada Rabu (21/4) pagi. Kapal selam ini memiliki cadangan oksigen hingga 72 jam mendatang atau hingga Sabtu (24/4) besok.
Pencarian terus berlangsung, termasuk menurunkan KN SAR Antasena 234. Kapal SAR ini dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot pintar bawah laut. Personel TNI, Polri, KNKT, BNPB dan Basarnas terus dikerahkan. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengaku hingga saat ini belum mengeluarkan isyarat sub sink alias pernyataan karamnya kapal tersebut. Hasil analisis TNI AL menyebut kapal diduga berada di kedalaman 600-700 meter.
“Sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya, jadi belum kita isyaratkan untuk sub sink,” kata Yudo saat menggelar konferensi pers di Bali, Kamis (22/4). Isyarat sub sink sendiri merupakan isyarat yang dikeluarkan jika kapal selam telah dipastikan karam dan titik pencarian telah ditetapkan. Jika masih dalam status hilang kontak, statusnya masih sub missed.
Yudo sendiri menyebut pihaknya tak akan berlama-lama mengeluarkan isyarat ini jika memang bukti bahwa KRI Nanggala karam memang ada. “Dan nantinya, selanjutnya kita akan lakukan isyarat sub sink apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti otentik,” kata Yudo.
KRI Nanggala sendiri hilang kontak saat melakukan latihan penembakan torpedo di wilayah perairan Bali. Sesaat sebelum torpedo diizinkan untuk ditembakan, KRI Nanggala hilang kontak dan tak muncul lagi di permukaan.
Di tempat yang sama, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta seluruh masyarakat Indonesia ikut mendoakan keselamatan 53 awak Kapal Selam KRI Nanggala-402.
“Karena itulah kita mohon semua masyarakat, kita berdoa bahwa anak-anak kita bisa kita temui dalam waktu sesingkat-singkatnya,” kata dia.
Dia juga menyebut, kejadian tenggelamnya kapal selam bukan hanya kali ini terjadi. “Tidak semua mampu di situasi seperti itu dan inilah, banyak negara mengalami seperti ini, kalau tidak salah beberapa waktu lalu Rusia menghadapi juga,” katanya.
Yang jelas, pihaknya berharap bisa segera menemukan kapal selam beserta awaknya sebelum cadangan oksigen di kapal selam habis. “Kita berharap, kita berdoa, kita bisa menemukan mereka. Oksigen masih cukup untuk beberapa hari ya kita optimis, kita berharap yang terbaik,” tandas Prabowo.
Salah satu awak yang berada di dalam kapal selam itu adalah Kolonel TNI AL. Harry Setiawan. Kabar duka itu membuat keluarga dilanda kecemasan. Ida Farida, ibunda Harry, mengaku mendapatkan kabar terkait peristiwa itu dari salah satu keponakan di Surabaya, kemarin, pukul 17.00 WIB.
“Beliau telepon katanya tante ada berita, berita apa, ini katanya Harry berlayar tapi kapalnya katanya hilang, hilang kontak gitu aja. Saya kaget juga gitu langsung. Langsung pikiran saya blank gitu,” katanya dengan nada sedih di kediamannya, di kawasan Sukmajaya, Depok,.
Sebelum berlayar, Harry sempat pamit kepada sang ibu melalui WhatsApp. Ia minta doa agar diberikan keselamatan saat menjalani tugas. “Saya dapatkan itu dari istrinya siang, cuma minta doanya buat Harry, mau berlayar, mudah-mudahan sehat, selamat gitu,” ujarnya.
Ida berharap, putra sulungnya itu dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, sampai saat ini ia belum mendapat kabar apapun terkait perkembangan kasus tersebut. “Belum dikasih tahu apa-apa cuma minta doanya saja,” tuturnya berlinang air mata.
Untuk diketahui, kapal selam type 209/1300 itu sedianya akan mendukung angkatan perang TNI Angkatan Laut dalam latihan serta uji coba rudal yang sedianya digelar di Laut Bali. Kegiatan itu rencananya akan dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono.
**ass