Purwakarta | Jurnal Inspirasi
Dalam upaya mengembalikan kesuburan tanah, Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI mengajak petani mengubah metode budidaya tanaman ke organik. Ajakan tersebut disampaikan dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh Kabupaten Purwakarta Wilayah Koordinasi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, di Purwakarta belum lama ini.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan dalam jangka panjang, dia ingin para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.
“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” ujar SYL.
Terkait produksi pupuk organik Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mengatakan petani, hanya perlu diberi pelatihan oleh para penyuluh pertanian untuk memproduksi pupuk secara baik.
“Tinggal diajarkan bagaimana mengumpul kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran penyuluh untuk mengajarkan,” ucapnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan pemulihan lahan pertanian mendesak dilakukan. Caranya dengan mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik. Menurut Dedi lahan yang mulai jenuh akan mempengaruhi produksi pertanian. Untuk itu petani diajak memakai pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau mulai pengolahan tanah, tanam dan pencegahan organisme pengganggu tanaman (OPT). Iapun berharap setiap petani diberi hewan ternak dan menjalankan pertanian secara terpadu.
Membahas hal ini bimtek menghadirkan narasumber Dimyati Ketua P4S Terpadu Ikamaja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut dan Agus Ali Nurdin Ketua P4S Okiagaru Cianjur Jawa Barat. Selain teori belajar agribisnis sapi potong dan menjalankan pertanian organik Dimyati mengajak peserta praktek membuat fermentasi pakan ternak, pemanfaatan limbah ternak untuk membuat pupuk organik Bokashi, dan membuat pestisida hayati.
“Tujuan dari materi ini yakni mengajak petani megenal pertanian terpadu, dengan megedepankan bahwa pupuk organik menjadikan jembatan petani mandiri, “ ujar Dimyati.
Pemateri lain Agus Ali Nurdin membahas Mengenal Organisme Pengganggu Tanaman dan Musuh Alami. Guslee demikian ia akrab disapa, menyampaikan dengan materi ini peserta diajak mendeskripsikan organisme pengganggu tanaman dan musuh alami.
Kompetensi ini sangat penting dalam rangka pemeliharaan tanaman. Untuk mendukung kompetensi ini diperlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang pengenalan organisme pengganggu tanaman, hama, penyakit dan musuh alami. Untuk itu petani diajak langsung ke lahan praktek yang tersedia disekitar lokasi untuk langsung melakukan pengamatan.
“Dengan pelaksanaan bimtek ini petani dapat membedakan antara hama dan serangga serta musuh alami tanaman, juga mengenal gulma dan penyakit tanaman, “ terangnya.
** Regi/PPMKP