Pandeglang | Jurnal Inspirasi
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan sektor pertanian merupakan kekuatan besar dalam membuka banyak lapangan kerja. Untuk itu, kata Mentan, diperlukan inovasi dan terobosan baru yang melibatkan generasi muda dalam mengoptimalkan potensi yang ada.
Hal senada diungkap Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Peran sektor pertanian di Indonesia kata Dedi saat ini cukup signifikan Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap penyediaan lapangan kerja bagi hampir separuh total penduduk.
Untuk itu pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, memberikan perlindungan sosial, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Salah satu potensi penyediaan lapangan kerja pertanian adalah ketika panen raya. Kegiatan ini melibatkan banyak tenaga kerja sebagai buruh panen.
Di Kabupaten Pandeglang Banten tepatnya di Kecamatan Sukaresmi rombongan buruh panen populer dengan sebutan regu Grandong. Berbeda dengan Grandong tokoh jahat yang menjadi anak buah Mak Lampir dalam serial Misteri Gunung Merapi yang disiarkan sebuah stasiun televisi swasta Indonesia.
Atau Grandong yang dikenal di beberapa wilayah sebagai hama pada pertanaman bawang merah. Istilah Grandong di wilayah ini merujuk pada rombongan/regu buruh pemanen padi yang justru meringankan kerja petani saat panen.
Sunara, SP., M.Si, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) kecamatan Sukaresmi mengatakan regu Grandong mengerjakan panen secara berkelompok menggunakan alat mesin perontok seperti power thresher. Alat ini dirakit kembali sedemikian rupa agar kipas dan poly nya putaran nya lebih cepat sehingga hembusan nya tambah kencang.
“Istilah Grandong itu mesin perontok padi yang cara kerjanya di dorong. Mesin ini dirakit kembali oleh mereka terutama pada kipas dan polynya agar cepat dan hembusannya kencang. Regu panen yang menggunakan mesin ini disebut regu panen Grandong,“ terangnya, Minggu (07/02/2021).
Regu buruh panen Grandong biasanya berjumlah lebih dari 50 orang terdiri dari pria dan wanita. Biasanya anggota regu wanita bertugas memotong batang padi dengan arit atau sabit yang dikenal dengan istilah ngarit/menyabit. Sementara yang pria mengumpulkan padi yang disebut mupul dan memanggulnya ketempat mesin grandong/power thresher yang biasanya berada di area panen untuk dirontokan.
Kata Sunara tarif jasa regu panen ini borongan dengan tarif Rp. 8,000,-/kwintal. Ongkos ini dinilai relatif murah dan terjangkau oleh petani. Keberadaan regu Grandong ini dirasakan manfaatnya oleh petani. Aan petani dari kelompok tani Karya Sadar Desa Karyasari Kecamatan Sukaresmi misalnya. Pemilik 25 hektar lahan ini menuturkan dengan menggunakan jasa regu Grandong pekerjaan panen menjadi lebih cepat. Sebagai pemilik lahan Ia hanya tinggal menunggu gabah diantarkan sampai di rumah.
“ Adanya regu Grandong, menolong masyarakat petani di pedesaan. Kami merasa terbantu karena tidak repot-repot lagi melakukan panen. Tinggal tunggu di rumah saja, Grandong sudah menyelesaikan panen dilahan sawah dengan cepat dan mengantarkan gabah hasil panen sampai di rumah,” ujarnya.
Ada lima regu Grandong di kecamatan Sukaresmi yang jasanya digunakan petani setiap panen. Mereka berpindah – pindah dari satu desa kedesa lainnya bahkan antar kecamatan.
** Regi/PPMKP