Majene | Jurnal Inspirasi
Warga yang diduga pengungsi korban gempa di Majene, Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik viral di media sosial. Adapun lokasi pencegatan mobil pembawa bantuan itu terjadi di Jalan Poros Majene-Mamuju, Sabtu (16/1).
Namun kabar itu dibantah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Dia angkat bicara soal bantuan logistik gempa Sulbar itu bukan merupakan penjarahan. “Sekali lagi, itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan,” kata Risma kepada wartawan di Surabaya.
Sebelumnya sempat viral video amatir yang memperlihatkan mobil pengangkut bantuan makanan cepat saji dijarah. Bantuan tersebut disalurkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Penjarahan terjadi di perbatasan Kabupaten Mamuju menuju Majene, tepatnya di batas Kecamatan Tapalang dan Malunda. Sejumlah orang menghentikan paksa iringan mobil pembawa logistik, bahkan ada yang membawa senjata tajam.
“Kami mengalami penjarahan di antara desa Malunda dan Tapalang. Rombongan kami dihadang dan dirampok logistiknya,” kata Agus Salim, Wakil Ketua MDMC Makassar.
Pihak MDMC mengakui tidak meminta pengawalan TNI/Polri dan tidak memasang spanduk bantuan di badan mobil. Sehingga warga dengan leluasa menghentikan dan menjarah bantuan tersebut.
Risma mengatakan kekacauan yang terjadi lantaran bantuan logistik pemerintah terlambat datang. Pengiriman bantuan terkendala jalur utama menuju lokasi yang terputus. “Jadi yang seharusnya sembilan jam, harus nambah enam jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan,” tutur Risma.
Hingga hari ini, setidaknya terdapat 46 korban jiwa akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang melanda Sulbar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun telah menetapkan status tanggap darurat di Sulbar.
** ass/medcom