Cianjur | Jurnal Inspirasi
Petani atau Kelompok tani yang akan mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) hendaknya sudah betul – betul memiliki usaha yang sudah beroperasi atau berjalan minimal enam bulan. “Jadi dalam hal ini bukan usaha yang masih dalam tahap rencana. Mengapa demikian? Karena dengan eksistensi usaha, maka itu akan memperkuat nilai saat disurvei oleh Bank, “ ujar Rizky Permana S.Si, MM., Widyaiswara Muda Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor.
Tips tersebut dibagikan Rizky kepada kelompok tani se Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dalam sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), di Aula Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cibeber, Kamis (14/01/2021).
Lebih jauh Rizky memaparkan dalam mengajukan KUR petani juga harus memastikan usaha yang dijalankan dalam kondisi sehat. Sehat dalam arti usaha yang dilakukan meraih untung dan tidak merugi. Karena ini merupakan jaminan kredit. Yang tidak kalah penting yaitu petani juga tidak sedang memperoleh pembiayaan KUR dari bank lain.
Rizky menyebut saat ini KUR memiliki diversifikasi jenis kredit selain KUR Mikro dan KUR Kecil yaitu KUR Super Mikro dengan suku bunga saat ini 6%, seperti suku bunga KUR lainnya dengan besaran plafond maksimal Rp.10 Juta. Turut hadir Manajer Pemasaran Mikro BRI Cabang Cianjur, Rahmat Wiyono didampingi Kepala Unit BRI Cihaur Canjur, Rudi.
Rahmat menyampaikan BRI Cianjur akan mensupport penuh kebutuhan KUR di Cianjur. Melalui strategi khusus BRI yakni pelayanan melekat ke masyarakat berbasis desa, BRI akan lebih mendekatkan diri ke masyarakat. Kata Rahmat dengan cara ini masyarakat akan mudah mendapatkan pelayanan perbankan secara langsung tanpa melalui calo.
“Dengan strategi khusus BRI akan mendekatkan diri ke masyarakat. Di tahun 2021 ini setiap desa akan dilayani oleh mantri BRI Unit khusus untuk semua pelayanan sehingga akan memudahkan dalam pelayanan produk perbankan. Segenap jajaran BRI Cianjur menolak segala macam percaloan kredit. Kredit itu mudah dan cepat. Kami siap melayani bapak ibu semua, “ terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Cibeber, Kusmana, SP, menyampaikan kegiatan sosialisasi dilakukan, untuk memberikan informasi terkait Program KUR dan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) kepada seluruh Kelompok Tani di Kecamatan Cibeber.
Selain itu untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif di bidang pertanian. Meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil dan menengah. Serta mensosialisasikan skema program Kredit Usaha Rakyat, yaitu KUR Super Mikro serta tips dan trik untuk mendapatkan persetujuan KUR.
Seperti diketahui Kementerian Pertanian terus mendorong para petani untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR) yang telah dianggarkan pemerintah sebesar Rp 50 trilun pada tahun 2020 dan akan ditingkatkan di 2021 menjadi Rp 112 triliun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengharapkan KUR bisa diakses petani melalui korporasoi petani. Dengan demikian petani dapat meningkatkan usaha taninya dan memperluas budi daya tanaman pertanian.
Mengenai korporasi petani Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian berharap petani harus bekerja bersama dalam kelompok dan tidak berjalan sendiri – sendiri. Selain untuk kemudahan dalam mengakses permodalan melalui perbankan juga untuk memperkuat posisi tawar produk pertanian.
** Rizky/Regi – PPMKP