Vaksin Sinovac Didistribusikan ke 34 Provinsi di Indonesia
Jakarta | Jurnal Inspirasi
Pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 asal perusahaan China, Sinovac ke 34 provinsi di Indonesia. Meski demikian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan izin darurat penggunaan atau emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Sinovac tersebut. BPOM menyampaikan izin EUA vaksin Sinovac bukan hanya berasal dari hasil uji klinis fase III yang dilakukan di Bandung, namun juga tergantung dari hasil uji klinis fase III di Brasil dan Turki.
“Saat ini BPOM masih menunggu hasil uji klinis analis di Bandung untuk konfirmasi khasiat atau efikasi vaksin, data dibutuhkan untuk kepentingan penerbitan EUA. Tentu data uji klinis di negara lain, seperti Brasil dan Turki juga menjadi dasar pemberian EUA,” ujar Juru bicara vaksinasi dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia dalam keterangan pers, Senin (4/1).
Lucia menuturkan hasil uji klinis di Brasil, secara khusus dinilai penting untuk warga Indonesia yang berusia di atas 60 tahun. Dia mengatakan negara tersebut diketahui menguji vaksin Sinovac untuk orang lansia. Lebih lanjut, Lucia berkata BPOM telah melakukan evaluasi terjadi semua hasil uji klinis untuk menjamin mutu vaksin Sinovac. Evaluasi mencakup bahan baku, proses pembuatan, hingga produk jadi agar sesuai dengan standar internasional.
Selain itu, dia berkata BPOM telah melakukan inspeksi langsung ke sarana produksi vaksin CoronaVac milik Sinovac. “Berdasarkan hasil evaluasi mutu yang dilakukan, BPOM dapat memastikan bahwa vaksin tidak mengandung bahan berbahaya, misalnya borax dan formalin,” ujarnya.
Di sisi lain, Lucia juga menerangkan BPOM menggandeng Komite Nasional dan ahli untuk melakukan kajian terhadap vaksin milik Sinovac. Evaluasi diklaim dilakukan terhadap data keamanan, khasiat, dan mutu yang disampaikan industri farmasi. “Apabila berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan memenuhi keamanan, khasiat, dan mutu, serta pertimbangan bahwa kemanfaatan jauh lebih besar daripada risiko tentunya EUA akan dapat diterbitkan. Kami berupaya mengevaluasi segera setelah data kami terima, dan diharapkan sebelum jadwal vaksinasi dilakukan EUA dapat diterbitkan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan pemerintah mengumumkan ada enam merek Vaksin Covid-19 yang digratiskan untuk masyarakat Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut vaksin gratis itu sebelumnya sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/9860/2020 yang diteken Menkes Terawan Agus Putranto 3 Desember 2020, yakni, vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Sementara PT Bio Farma (Persero) yang mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 ke 34 provinsi di Indonesia mulai pekan ini, dimulai pada 3 hingga 6 Januari 2021 nanti. Vaksin yang didistribusikan ini merupakan vaksin jadi yang didatangkan dari China pada 7 Desember 2020 lalu.
Head Of Corporate Communications Bio Farma Iwan Setiawan mengatakan meski distribusi telah dilakukan, namun proses vaksinasi tetap baru akan dilakukan ketika izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dirilis.
“Mohon untuk dipahami bahwa meskipun vaksin sudah didistribusikan, akan tetapi penggunaan vaksin/vaksinasi menunggu Izin Penggunaan Darurat/EUA dari BPOM,” kata Iwan dalam keterangan resminya, Senin (4/1).
Dalam dua hari ini, yakni pada 3 dan 4 Januari 2021 jumlah vaksin yang telah didistribusikan jumlahnya mencapai 714.240 vial ke 32 provinsi di Indonesia. Dengan rincian 401.240 vial ke 14 provinsi pada 3 Januari dan 313.000 vial ke 18 provinsi pada 4 Januari 2021.
Sedangkan dua provinsi lainnya yakni Sulawesi Barat pada 5 Januari 2021 dan Jawa Barat akan dikirimkan vaksin pada 6 Januari 2021. saat ini Indonesia sudah memiliki 3 juta vaksin Covid-19 jadi buatan Sinovac. Vaksin ini datang dalam dua tahap. Pada 7 Desember 2021 sebanyak 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis datang pada 31 Desember 2021. Berdasarkan persentasi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, vaksin tahap awal akan diberikan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan yang tersebar di 34 provinsi.
** ass