Jakarta | Jurnal Inspirasi
Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu adalah setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.
Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Hari ibu tahun ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Prahara Covid-19 tidak hanya menghantam pilar kesehatan secara langsung tetapi juga tidak menutup kemungkinan melemahkan kedaulatan pangan.
Kementerian Pertanian merangkul seluruh pihak untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Tidak hanya petani dan penyuluh, keterlibatan kaum perempuan juga turut dimaksimalkan untuk mewujudkan hal tersebut.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, menjaga ketahanan pangan harus menjadi tugas seluruh masyarakat. “Untuk menjaga ketahanan pangan, pertanian harus tetap berjalan. Namun, diperlukan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian. Jika pangan tersedia maka masyarakat bisa hidup dengan tenang,” ucap Mentan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi menyatakan, bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, terutama kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini. Di samping mengedepankan percepatan tanam, juga mendukung penuh keterlibatan kaum perempuan sebagai aktor dalam pertanian. Pungkas Prof. Dedi.
Mengacu pada data Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) merilis Data Penduduk Indonesia Semester I 2020. Berjumlah total penduduk Indonesia per 30 Juni sebanyak 268.583.016 jiwa. 132.761.248 adalah perempuan.
Jika melihat data diatas, sumber daya manusia (SDM) perempuan perlu digarap untuk ditingkatan kapasitas dalam mengelola mulai dari proses produksi sampai ke pascapanen termasuk terus dodorong untuk berinovasi mengolah produk turunan pertanian, yang pada akhirnya dapat memberikan peluang usaha di bidang pertanian.
Peningkatan kapasitas ini harus bermuara pada peningkatan life skill, seperti memberikan pelatihan kewirausahaan berbasis kelompok tani melalui pembuatan produk turunan pertanian, serta memberikan akses ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah banyak dikembangkan yang dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan untuk berinovasi.
Perempuan memikul peran ganda yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, perlu kesadaran kaum laki-laki untuk turut serta bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kasur, dapur dan sumur perempuan.
Sebuah coretan untuk wanita-wanita satria
Buah markisa diujung desa
Dipetik petani muda
Ibu hatimu betapa mulia
Kasih sayangnya membawa ke surga.
Tanam labu disela tebu,
Tanamnya di tegalan
Terima kasih padamu ibu
Karena ibu aku mampu berjalan.
Selamat Hari Ibu
** T2S/Wan