Leuwisadeng l Jurnal Inspirasi
Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Sadengkolot, Kecamatan Leuwisadeng membangun kantor desa dengan cara rehabitasi berat. Kepala Desa Sadengkolot Mamat Rahmat menyatakan, dengan melengkapi sarana dan prasarana seperti ini, merupakan langkah efektif dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Sementara ini proses pengerjaan kantor desa telah mencapai 60 persen,” kata Rahmat kepada Jurnal Bogor, Selasa (10/11).
Menurutnya, bangunan kantor desa yang memadai menjadi penting, karena salah satu penunjang dan menjadi hal utama untuk pelayanan ke masyarakat. ” Jadi, sebelum membangun sistem yang lainnya utamakan bangunan kantor terlebih dahulu,” tuturnya.
Tak hanya itu, Rahmat yang baru menjabat satu tahun lebih ini, juga mengatakan karena kantor itu merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat, apalagi dari 8 desa se- Kecamatan Leuwisadeng, Desa Sadengkolot paling luas wilayahnya termasuk jumlah penduduk termasuk paling banyak.
Hilir mudik warga yang hendak mengurus kartu KK, KTP dan pengurusan surat administrasi lainnya di wilayahnya diakui Rahmat saat ini masih cukup banyak. ” Pelayanan tetap berjalan seperti biasa, namun sementara kantor desa dipindahkan dengan jarak tidak jauh dengan kantor desa sebelumnya,” kata dia.
Rahmat menerangkan, pembangunan kantor desa yang berikuran 16×12 meter per segi ini menggunakan anggaran dari Banprov Jabar tahun anggaran 2021. ” Kondisi bangunan kantor desa ini hampir seluruhnya pada bagian material kayunya sudah pada lapuk karena usianya sudah cukup tua.
Ditambah kantor desa itu kedaannya sudah bocor karena bangunan pada bagian atas turun kebawah akibat menahan beban berat genteng. ” Pengerjaan rehabilatasi kantor pelayanan ini sejumlah kusennya diganti, tersemasuk ada penambahan keramik, genteng,” ujarnya.
Terlebih tinggi bangunan hanya 2,8 meter sehingga keadaannya panas karena jarak yang sangat dekat dengan lantai.” Sekarang kami ubah dengan tinggi idealnya 4,20 meter,” pungkasnya.
** Arip Ekon