Home Potret Desa Pencairan BST di Desa Cicadas Dipertanyakan

Pencairan BST di Desa Cicadas Dipertanyakan

Ciampea | Jurnal Inspirasi

Pencairan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa Cicadas, Kecamatan Ciampea, selama 6 kali direalisasikan hingga menjelang akhir bulan Oktober  2020 ini dipertanyakan. Timah yang merupakan janda tua salah satu Keluarga Penerima Manfaat warga asal Kampung Cibuntu tengah RT 03 RW05, heran lantaran bantuan yang diterimanya hanya mendapatkan dua tahap sebesar 900 ribu.

“Untuk tahap satu  tidak menerimanya pada bulan Mei, Juni, Juli sebesar 1.800  ribu,” kata Rudi Albert yang merupakan keluarga dari Timah, penerima bantuan BST, kepada Jurnal Bogor, kemarin

“Kami dari pihak keluarga mempertanyakan transfaransi bantuan BST dari Banpres. Keluarga kami  mendapatkan bantuan hanya dua tahap saja, 600 dan 300  sedangkan tahap satunya tidak mendapatkan,” cetus Rudy.

Lanjut Rudy menambahkan, yang bersangkutan mendapatkan BST itu atas dasar ahli waris dari almarhum sang suami, Amat.” Karena suaminya meninggal pada  Februari 2020, sehingga bantuan tersebut jatuh ke istrinya,” terang Rudy.

Jadi tegas Rudy, kami mempertanyakan prihal  bantuan yang diterima Sodara kami selama ini yang hanya baru diterima dua tahap.” Apakah dari pertama adanya bantuan Banpres,  datanya tidak tercantum sebagai penerima bantuan dari awal, ini perlunya keterbukaan dari pemerintah secara jelas,” kata Rudy.

“Selain itu, kami minta penjelasan, data si penerima BST itu datanya dari  Kemensos langsung apa dari mana,” tanya dia.

Menurut  Ketua RW 05, Hidayat pihaknya kurang mengetahui bantuan Banpres secara detail. “Kami   sebatas menyampaikan data dari Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasie Kesra) Desa Cicadas  kemudian kami sampaikan kemasing masing wilayah  RT.”

Kalau bantuannya memang tahu, tetapi informasi secara rincinya kami tidak tahu, karena untuk pencairan uang itu, didapat dengan cara pengambilan KPM datang langsung ke kantor Pos.” Setelah itu teknis bagaimananya kami tidak tahu karena sudah bukan urusan kami lagi,” ujar Hidayat.

Sementara, Kasi Kesra Desa Cicadas Noerma Zilla mengungkapkan, bantuan sosial tunai dari presiden tahap pertama data yang diusulkan  dari TKSK Kecamatan  Ciampea  sebanyak 31 orang, tetapi undangan dari Kemensos untuk pencairan uang itu sebanyak 27 orang. ” Setelah itu kami tidak tahu karena  data KPM untuk batuan Banpres bukan ranah kami,” jelasnya.

Ia meneruskan, data KPM tahap dua sebanyak 182 orang  dilanjut perluasan dengan data KPM sehingga  bertambah secara keseluruhan menjadi 570 penerima manfaat bantuan sosil tunai  Banpres se-Desa Cicadas. “

Ketika ditanya sejumlah data KPM BST Banpres se- Desa Cicadas, namun hingga kini Jurnal Bogor belum bisa mendapatkan informasi secara jelas karena data KPM yang dikirim melalui aplikasi di laptopnya jaringan internetnya tidak mendukung.

Sedangkan Sekretaris Desa Indra Hermawan, meminta Kasi kesranya Noerma Zilla  untuk mendatangi masyarakat yang terkena wabah penyakit DBD hingga wawancara pun terputus. “Kami tinggal dulu ya, ini ada warga yang terkena DBD, nanti kita sambung lagi,” tutur Noerma Zilla mengakhiri.

Jurnal Bogor mencoba mengkonfirmasi Noerma Zilla lagi melalui WhatsAppnya, namun tak merespon hingga berita ini diturunkan.

** Arip Ekon

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version