Jakarta | Jurnal Inspirasi
Ribuan madrasah di seluruh Indonesia ternyata belum memiliki akses sanitasi yang layak dan memadai. Kementerian Agama (Kemenag) mengakui, cakupan nasional untuk akses sanitasi dasar di madrasah pada semua jenjang pendidikan madrasah hanya sekitar 50 persen.
“Itu berarti satu dari dua madrasah tidak memiliki fasilitas jamban yang layak,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani saat Peluncuran dan Sosialisasi Profil Sanitasi Madrasah 2020 Dalam Rangka Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di Jakarta, Selasa (13/10).
Ramdhani mengatakan, Provinsi Lampung merupakan provinsi dengan akses sanitasi dasar atau jamban layak yang terbanyak yakni sebesar 63,64 persen. Perhatian madrasah pada siswa dan siswi yang memiliki kebutuhan khusus masih sangat rendah. Akses sanitasi yang disediakan untuk siswa dan siswi dengan kebutuhan khusus hanya mencapai sekitar 13,78 persen.
Data nasional menunjukkan bahwa hanya 55,66 persen madrasah di Indonesia yang memiliki akses terhadap sarana cuci tangan. Sebaliknya madrasah di Indonesia tidak memiliki sarana cuci tangan sebesar 44,34 persen atau sebanyak 36.907 madrasah di seluruh Indonesia.
“Fakta-fakta tersebut dapat dijadikan acuan bagi pengambil kebijakan di pusat atau kantor Kemenag provinsi dan kabupaten/ kota, untuk menjadikan dasar dalam merespon dan mengatasi permasalahan tersebut di seluruh madrasah di Indonesia,” jelas Ramdhani.
Pentingnya sarana sanitasi di madrasah, lanjut Ramdhani, sampai-sampai PBB memasukkan tiga indikator terkait sanitasi di madrasah dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berelanjutan. Indikator tersebut antara Iain, ketersediaan sarana air, sanitasi, kebersihan yang layak, dan memadai.
“Selama ini Kementerian Agama belum memiliki data dan informasi kondisi sanitasi di madrasah, sehingga menyulitkan untuk memantau dan membuat perencanaan yang lebih terarah. Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan karunia-Nya, Kemenag dengan dukungan teknis dari UNICEF Indonesia, GIZ dan SNV Indonesia telah berhasil menganalisa data Education Management Information System (EMIS) dan menyusun profil Sanitasi Madrasah 2020,” ucapnya.
Publikasi ‘Profil Sanitasi Madrasah’ ini, ungkap dia, merupakan milestone atau tonggak sejarah yang sangat penting bagi dunia Pendidikan Islam. Karena, saat ini untuk pertama kalinya, Kementerian Agama dapat mengetahui fakta-fakta penting, kondisi akses air, sanitasi, dan kebersihan di semua jenjang madrasah di seluruh Indonesia.
** ass/sindonews