Ngawi | Jurnal Inspirasi
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, perlunya membangun SDM andal di sektor pertanian karena Indonesia tidak mungkin bisa mencapainya jika hanya mengandalkan petani yang mayoritasnya telah berusia lanjut, berpendidikan rendah, dan tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Pentingnya peran Sumber daya manusia (SDM) sebagai agen perubah, dibuktikan oleh kabupaten Ngawi sekalipun jumlah penyuluh relatif masih kurang yaitu penyuluh ASN 77 dan pendamping 53 yang tersebar di 19 BPP Kostratani namun dari jumlah tersebut diisi sekitar 65% adalah agen agen perubah muda alias penyuluh-penyuluh milenial yang mampu membawa Kabupaten Ngawi sebagai pemasok pangan no 2 di Jawa Timur.
Lahan sawah di Kabupaten Ngawi seluas 50.197 ha dan Indek Pertanaman (IP) 2.6, pada tahun 2019 posisi sampai dengan bulan November produksi gabah di Kabupaten Ngawi sebesar 778.986 ton. Hasil ini setara dengan 446.904 ton beras, berdasar catatan, konsumsi beras penduduk Kabupaten Ngawi sebesar 92.600 ton per tahun atau 20%. Dengan demikian terjadi surplus beras sebesar 354.304 ton atau 80% persen.
Kabupaten Ngawi sangat diyakini akan menjadi pintu gerbang swasembada pangan nasional disaat menjelang musim penghujanpun, masih terlihat hamparan hijau dan sebagian sudah menguning padi dan jagung menjadi primadona.
Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan ada kebangkitan petani, kebangkitan penyuluh, peningkatan produktivitas yang naik terus menerus dan berkelanjutan. Kalau motor penggerakan tidak piawai dalam mengolah sumber daya manusia maupun Sumber Daya Alamnya.
Dalam pertemuan dengan Tim pemberitaan dari BBPP Batu, Jumat (09/10), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Ir. Marsudi M.M.A, diawali dengan mengatakan bahwa tahun 2019, 4 BPP sudah mendapat bantuan yaitu BPP Ngrambe, BPP Paron, BPP Widodare dan BPP Kedunggalar.
Sementara tahun 2020 ada 6 BPP Kostratani yang mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian. Adanya dukungan dari berbagai pihak, tentu akan memudahkan jalan untuk kabupaten Ngawi menjadi pemasok pangan Nasional. “Kita berharap dapat bekerjasama dengan pemerintah pusat, termasuk dalam hal perbaikan BPP-BPP”.
Lebihlanjut Marsudi mengatakan, Ngawi adalah sentra tanaman padi, termasuk kecamatan yang paling luas lahan sawahnya. Menurutnya, dengan dukungan dari pemerintah pusat Ngawi bertekad untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Kami mohon arahannya agar target target kami ada perbaikan dengan baik, sehingga pertanian Ngawi bisa mencapai sasaran,” katanya.
Ditempat terpisah, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Dr. Wasis Sarjono S.Pt, M.Si mengatakan petani dan penyuluh di Ngawi sangat aktif. Ini dapat dilihat dari kecepatannya merespon pemerintah pusat, BPP di Ngawi sudah 100% terkoneksi dengan AWR.
Produktivitas pertanian Ngawi termasuk tertinggi, sekalipun lahan pertaniannya tidak terlalu luas dan jumlah penyuluh juga relatif sedikit namun mampu meningkatkan produksi.
** T2S/Wan