24.2 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Inilah Trik Bisnis yang Bisa Dicoba Agar Kebal Resesi

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Bayang-bayang resesi ekonomi kian nyata. Menteri Keuangan Sri Mulyani dan berbagai lembaga ekonomi memprediksi Indonesia bakal terperosok ke dalam jurang resesi pada kuartal III 2020 mendatang. Jika benar prediksi tersebut, resesi yang menandai kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut tersebut akan diikuti dengan lesunya ekonomi dalam jangka waktu yang belum diketahui.

Pasalnya, virus corona yang menjadi penyebab merosotnya ekonomi dunia masih belum pasti kapan berakhirnya. Resesi diperkirakan memengaruhi kemampuan beli masyarakat dan berimbas pada pasokan dan penjual. Berikut adalah tip bisnis agar kebal resesi untuk wirausahawan.

1. Tinjau Ulang Model Bisnis

Dalam menghadapi resesi, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Lusiana Darmawan menyebut pelaku usaha wajib meninjau ulang (review) modal bisnis mereka. Untuk mereka yang sudah memiliki bisnis berjalan (existing), Lusi menyarankan untuk lebih rajin melakukan peninjauan rencana. Kalau biasanya meninjau laporan keuangan hanya sekali dalam sebulan, kini dapat dilakukan lebih sering.

Bagi mereka yang belum memiliki laporan keuangan, Lusi menyebut ini adalah saat yang tepat untuk mulai mendesain. Tak perlu rumit-rumit, laporan keuangan dapat dimulai dibuat sesederhana mungkin sesuai dengan model bisnis dan ukuran usaha.

Sedangkan, untuk mereka yang baru mau memulai bisnis di tengah krisis, Lusi menyebut harus membuat model bisnis dengan ketelitian ekstra. Dia mengingatkan agar tidak lupa konsultasikan kepada mereka yang sudah berpengalaman di bisnis sejenis. “Kalau bisa mulai dengan modal kerja sendiri, hindari berutang,” pesannya.

2. Pegang Cash Keras

Perencana keuangan Aidil Akbar menyebut jelang resesi, cash (uang tunai) adalah raja. Likuiditas juga tak kalah penting. Sementara, penjualan dan arus kas adalah kunci dari bisnis yang kebal resesi. “Tight money policy dulu, hanya keluar uang untuk yang penting-penting,” katanya dikutip dari CNN.

Agar selamat, ia menyarankan untuk tak menumpuk modal dalam bentuk barang. Dengan lemahnya daya beli saat ini, bisa jadi jumlah produk yang biasanya terjual dalam sebulan kini membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, dia juga menyebut untuk tak menjual terlalu banyak varian barang, cukup fokuskan ke produk utama yang laku saja selama krisis.

3. Andalkan Kreativitas

Di tengah tekanan ekonomi, disarankan untuk tak menjalankan bisnis seperti biasanya (business as usual). Melainkan, gunakan kreativitas agar dapat bertahan. Pebisnis harus dapat menangkap peluang yang ada meski terkadang harus mengorbankan keuntungan. Aidil mencontohkan menjual produk dengan diskon atau dalam bentuk paketan murah. Namun, jika masih tak berhasil, bisa mencoba untuk mengubah haluan bisnis yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat.

4. Data Semua Kewajiban

Jangan menganggap remeh kewajiban yang harus dibayarkan atau jatuh tempo. Lusi mengingatkan untuk memastikan posisi kas tak mengkhawatirkan. Untuk mencari tahu, data semua kewajiban, aset, serta piutang yang belum tertagihkan. Jika ada uang yang masih ‘nyangkut’ di pihak ketiga, ini adalah saat yang tepat untuk menagih cash ekstra tersebut.

Lusi mengingatkan pentingnya menyiapkan rencana cadangan untuk keadaan mendesak seperti mengambil utang atau menjual/menggadaikan aset. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui kemampuan bayar usaha serta berapa lama usaha dapat bertahan jika paceklik ekonomi masih akan berlangsung untuk waktu yang belum dapat ditentukan.

5. Cari Tahu Bantuan yang Ada

Terakhir, Lusi mengatakan ada baiknya mencari tahu bantuan apa saja yang saat ini disediakan oleh pemerintah. Pasalnya, saat ini banyak bantuan yang diberikan, khusunya untuk pengusaha mikro dan kecil. Anda bisa menanyakan kepada bank atau lembaga peminjam lainnya jika bisa menunda pembayaran pokok dan bunga cicilan selama pandemi. Atau, memanfaatkan subsidi listrik pemerintah.

“Cari tahu keringanan apa yang bisa diperoleh di tengah krisis untuk beban pajak, utang, atau bantuan dari pemerintah di tengah krisis,” pungkas dia.

**ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles