Lamongan | Jurnal Inspirasi
Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan virus corona sedang melanda seluruh dunia, ini membuat berbagai hal berubah tata cara kita berkehidupan semua menjadi tidak normal. Tetapi dibalik Corona kita tetap harus makan. Saya takut Corona, tetapi saya lebih takut apabila saya menemukan orang mati kelaparan.
Lebih lanjut SYL mengatakan bahwa virus ini bisa membuat orang kalah tapi harus menang melawan virus ini dengan menghasilkan dan menjaga asupan yang baik. Komitmen Kementan dalam meningkatkan produksi beras dan percepatan tanam yakni melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam, pemberitan bantuan benih, alat mesin pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi pertanian dan pendampingan yang masif.
Pada tahun 2020, secara nasional pemerintah mentargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektare, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Prof. Dedi Nursyamsi menambahkan pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, olah, dan panen. Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah COVID-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani.
Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita harus hadapi dengan kerja keras, dengan semangat pantang menyerah. Oleh karena itu kita harus siapkan strategi untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan dua langkah konkret, penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Demikian pungkas Dedi.
BPP Kostratani Sugio bersama Kelompoktani Mekar Sakti Kedung Bulu yang diketuai Ainur Rofiq. Desa Kedungdadi Kecamatan Sugio, mulai melaksanakan gerakan percepatan olah tanah. Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk persiapan musim tanam pertama 2020/2021 sebelum musim hujan tiba. Penyuluh Pertanian Minarti berharap percepatan olah lahan bisa selesai secepatnya sehingga saat hujan mulai turun petani bisa segera menanam. Petani juga tak perlu khawatir meski hujan diprediksi baru turun pada pertengahan November, ujarnya.
Penanggungjawab pendampingan Kabupaten Lamongan, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, sekaligus sebagai Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu mengapresiasi upaya yang dilakukan BPP Kostratani Sugio dan bersama sama petani dalam percepatan menanam padi di Musim Tanam. Dengan tambahan produksi padi di Lamongan, optimistis dapat menjaga persediaan pangan Nasional dimasa Pandemi Covid-19. Wasis meyakini dapat kejar tanam sampai bulan September 2020. “Sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa kita harus kejar tanam sampai September ini.
Sumbangsih Kementan dalam upaya menyediakan kebutuhan para petani cukup banyak. Oleh karena itu, para petani harus bisa memanfaatkan bantuan seperti benih padi dan jagung. “Bantuan ini harus dimanfaatkan oleh para petani guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Dan tentu saja didalamnya termasuk usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
T2S/Wan