Bogor | Jurnal Inspirasi
Pelaksanaan kegiatan Sekolah Ibu pada 68 kelurahan se-Kota Bogor ditiadakan. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Anak (DPMPPA) pun memilih mencoret anggaran sebesar Rp3,7 miliar. Hal itu akibat kegiatan tersebut tak bisa dijalankan lantaran adanya pandemi Covid-19.
Kepala DPMPPA, Iceu Pujiati mengatakan, Sekolah Ibu merupakan salah satu program prioritas Walikota Bima Arya yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat kegiatan itu tak bisa dilaksanakan. Sedangkan disisi lain, Pemkot Bogor harus melakukan refocusing anggaran.
“Sekarang ada refocusing untuk kelima kalinya. Jadi anggaran Sekolah Ibu dinolkan. Kan nggak mungkin lagi pandemi seperti ini mengumpulkan banyak orang,” ungkap Iceu kepada wartawan, Senin (27/7/2020).
Menurut Iceu, kendati kegiatan Sekolah Ibu ditiadakan. Namun, pada 2021 mendatang, bakal dianggarkan kembali. “Pelaksanaan Sekolah Ibu tahun ini baru masuk rekruitmen tutor atau pengajar pada Maret lalu,” katanya.
Iceu menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp3,7 miliar akan dipergunakan untuk 4.000 peserta pada dua angkatan di 68 kelurahan. “Sebab target peserta Sekolah Ibu harus mencapai 20 ribu peserta hingga 2024 mendatang,” tegasnya.
Kata dia, akibat pandemi Covid-19 anggaran keseluruhan DPMPPA pada 2020 hanya tersisa Rp6 miliar dari total anggaran sebesar Rp18 miliar. “Sekarang anggaran yang ada hanya cukup untuk gaji dan tunjangan saja. Ya, untuk belanja yang sifatnya mengikat. Sudah nggak ada dana lagi, semua dialihkan untuk penanganan Covid-19,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Iceu menegaskan bahwa sejak 2019 tidak ada kenaikan anggaran Sekolah Ibu. “Saya tegaskan lagi bahwa anggaran Sekolah Ibu sejak 2019 tetap di angka Rp3,7 miliar. Jadi nggak ada peningkatan,” tandasnya.
Fredy Kristianto