Bogor | Jurnal Inspirasi
Malas menyikat gigi tak hanya dapat menyebabkan masalah gusi, bau mulut atau gigi berlubang. Tak menyikat gigi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker di kemudian hari. Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti Amerika Serikat selama 20 tahun.
Dikutip RMOL, Selasa (21/7) dari laman Mail Online, dalam studi
ini, ditemukan bahwa penyakit gusi dan orang-orang yang kehilangan gigi
memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kanker. Studi ini melibatkan 98.459
perempuan dan 49.685 laki-laki selama lebih dari 20 tahun. Dalam masa
peninjauan 22-28 tahun, ditemukan 199 kasus kanker esofagus dan 238 kasus
kanker lambung pada para partisipan tersebut.
Hasil studi mengungkapkan bahwa orang dengan penyakit gusi memiliki risiko 43
persen lebih tinggi terhadap kanker esofagus. Selain itu, penyakit gusi juga
berkaitan dengan risiko kanker lambung 52 persen lebih tinggi.
Orang-orang yang kehilangan dua gigi atau lebih juga memiliki risiko kanker
esofagus 42 persen lebih tinggi dibandingkan orang yang tak kehilangan gigi.
Mereka juga memiliki risiko kanker lambung 33 persen lebih tinggi dibandingkan
orang yang tak kehilangan gigi.
Orang dengan penyakit gusi dan tak kehilangan gigi atau orang dengan penyakit
gusi dan kehilangan satu gigi atau lebih memiliki peningkatan risiko kanker
esofagus sebesar 59 persen dibandingkan orang-orang tanpa riwayat penyakit
periodontal dan tak mengalami kehilangan gigi. Kedua kelompok tersebut juga
memiliki risiko kanker lambung yang lebih tinggi yaitu 50 persen dan 68 persen.
Studi terdahulu telah menemukan adanya hubungan antara bakteri yang ditemukan
di mulut dengan kanker esofagus. Beberapa contohnya adalah bakteri tannerella forsythia dan porphyromonas gingivalis.
Selain itu, tim peneliti menilai kebersihan gigi dan mulut yang buruk serta
penyakit gusi dapat mendorong pembentukan bakteri yang diketahui dapat
menyebabkan kanker lambung.
ASS |*