7 Orang Positif, 3 Warga Bogor
Bogor | Jurnal Inspirasi
Titik penyebaran virus corona di Kota Bogor terus meluas dan menjangkau beberapa sektor. Kali ini, kasus terkonfirmasi positif ditemukan di Terminal Baranangsiang, berdasarkan hasil swab test pada 10 Juli lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno mengatakan bahwa dari 114 orang yang mengikuti swab test di terminal pada 10 Juli lalu, tujuh di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, hanya tiga orang yang ber-KTP Kota Bogor.
“Yang warga Kota Bogor ada tiga orang. Sisanya asal DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor. Saat ini kami pun masih melakukan tracing (penelusuran). Karena informasi baru didapat pada Minggu (12/7) siang,” ujar dr. Sri kepada wartawan, Minggu (12/7).
Menurut dia, tiga orang yang positif Covid-19, ada yang berstatus sebagai karyawan pada salah satu PO bus, penumpang, sedangkan seorang lainnya belum jelas. “Yang satu orang lagi belum jelas. Apakah dia penumpang, atau sengaja ikut swab test di terminal. Karena tes itu kan terbuka. Untuk informasi jelas, tunggu dari tim lacak, mungkin dua hari ke depan sudah diketahui,” jelasnya.
Ia menyatakan bahwa pihaknya akan melihat apakah tiga warga Kota Bogor yang positif corona dapat diisolasi di rumah secara mandiri atau tidak. “Bila dilihat tidak memungkinkan untuk isolasi di rumah, mereka akan dirujuk ke Bogor Senior Hospital, Bogor Medical Center atau RSUD,” imbuhnya.
Sri menuturkan bahwa pihaknya menyerahkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk mengambil langkah terkait pencegahan penularan di terminal. “Untuk penanganan seperti apa kami serahkan ke Gugus Tugas,” tegasnya.
Lebih lanjut, kata dia, saat ini pihaknya masih memiliki 2 ribu alat swab test, yang rencananya akan dipakai di pedestrian SSA dan pusat perbelanjaan modern. “Untuk mall, nanti kami koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag),” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan bahwa adanya temuan positif corona di Terminal Baranangsiang, mengindikasikan bila potensi penyebaran Covid-19 dari transportasi publik masih menjadi ancaman, apabila tidak dikendalikan dengan serius.
“Urusan transportasi publik seperti ini merupakan tanggungjawab bersama dari beberapa pemangku kepentingan,” katanya.
Sebab, kata Dedie, sejak awal pandemi pemerintah daerah sudah memberi perhatian bila sistem algomerasi perhubungan baik kereta, bus dan angkutan umum untuk mengurangi tingkat risiko.
Saat disinggung mengenai kemungkinan penutupan terminal. Dedie menyatakan bahwa terminal merupakam sub sistem algomerasi, sehingga jika satu ditutup, semua harus ditutup. “Jadi bukan itu solusinya,” imbuhnya.
Atas dasar itu, kata dia, pihaknya meminta Kementerian Perhubungan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “New Normal bisa dilakukan, asal ada komitmen kuat, agar semuanya bisa sehat,” ungkapnya.
Dedie menambahkan, untuk menekan penyebaran Covid-19, pemerintah akan melaksanakan audit K3 pada semua tempat usaha yang kini sudah beroperasi. “Ada (rencana audit K3). Sekarang sedang kami siapkan,” tandasnya.
** Fredy Kristianto