Malang | Jurnal Inspirasi
Benar apa yang dikatakan bahwa Kota Batu, Malang memiliki banyak potensi. Boleh jadi Kota Batu menjadi salah satu kota ajaib yang penuh kebahagiaan. Jika kita lihat lebih jauh, Batu lebih banyak dikenal sebagai Kota Wisata. Dari sudut pandang pertanian pun tak kalah penting, Kota Batu menjadi salah satu kota yang menyuplai komoditas pertanian. Dengan suasana yang dingin menjadi salah satu peluang untuk menanam beberapa tanaman yang bisa tumbuh di daerah seperti ini. Disamping buah apel, kopi juga menjadi salah satu tanaman yang mulai di coba-coba masyarakat Batu. Selain itu di kota wisata ini sekarang sedang digiatkan pertanian organik.
Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis, Kepala Dinas Pertanian Kota Batu Ir. Sugeng Pramono, terus berupaya supaya lahan tidak tidur pulas. Dengan bantuan para penyuluh yang jumlah tidak seimbang untuk terus membangun lahan lahan yang belum optimal menjadi fokus untuk turut serta meningkatkan produksi pangan nasional. Sebagai contoh yang dilakukan di dusun Dadaptulis Dalam, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, kota Batu.
Melalui bimbingan Penyuluh Pertanian Lapangan yang dikomandani oleh Marta Anita Sari, SP, MSi, lahan 1.150 m2 milik Sujito Ketua Gapoktan Rukun Makmur mulai digarap dan ditanami Bawang putih Varietas Lumbu Ijo dengan label organik.
Dalam setiap kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengamanatkan agar petani didampingi penyuluh sinergi di lapangan meski pandemi Covid-19. Insan pertanian di seluruh Indonesia harus tetap bekerja dan produktif di tengah pandemi Covid-19, untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus menangkal krisis pangan.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya menangkal virus Corona untuk selalu kenakan masker, hindari kerumunan, jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir sebelum dan setelah beraktivitas.
Lahan pertanian umumnya di zona hijau, didukung limpahan sinar matahari, diyakini virus Corona tidak berkutik. Asalkan jaga jarak, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Petani dan harus sehat. Kalau sehat, stok pangan pun aman, kata Prof Dedi.
Berkaitan dengan itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, mengatakan, lahan yang juga bisa dikatakan sebagai lahan tidur yang perlu untuk dimanfaatkan adalah pekarangan rumah. Lahan pekarangan bisa ditanami dengan tanaman yang berkualitas dan memiliki umur panen yang pendek seperti sayuran sehingga mampu menghasilkan bahan pangan. Dengan sentuhan bisnis, pemanfaatan lahan pekarangan ini juga bisa menambah pendapatan keluarga. Berbagai cara bisa dilakukan, seperti budidaya secara organik, vertikultur, dan tabulampot.
T2S /WH