Jakarta | Jurnal Inspirasi
Program paket pelatihan Kartu Prakerja menuai kritik banyak pihak hingga pemerintah pun menghentikannya. Menurut Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani, penghentian paket pelatihan prakerja itu sebagai bentuk lemahnya pemerintah dalam mengelola komunikasi publik.
“Setelah lama dikritik dan dianggap mengada-ada oleh banyak pihak, baru sekarang dihentikan. Ini bukti lemahnya komunikasi publik pemerintah dengan banyak pihak,” ujar Netty dalam keterangannya dikutip dari Sindonews, Jumat (3/7).Â
Ada beberapa hal yang menjadi catatan dari Manajemen Pelaksana (MP) berdasarkan evaluasi, di antaranya mengenai tidak adanya mekanisme yang dapat memastikan setiap peserta pelatihan menyelesaikan seluruh pelatihan. “Setelah uang negara terpakai untuk hal yang kurang terukur output, out come dan benefitnya, program baru dihentikan. Ini kan pemborosan anggaran di tengah situasi krisis. Jadi, harus ada pertanggung jawabannya, karena bisa jadi ada pelanggaran hukum dan berpotensi merugikan negara,” kata Netty, Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR ini.
Dia menilai lemahnya pengelolaan komunikasi publik pemerintah, juga ditunjukkan saat Presiden Jokowi gusar ketika mengevaluasi kementerian dan lembaga yang dianggap tidak memiliki sense of crisis. Netty berpendapat, lemahnya kemampuan memahami aspirasi rakyat serta lambatnya merespons masukan dari banyak pihak, membuat pemerintah melahirkan beberapa kebijakan yang tidak peka terhadap kondisi rakyat.Â
“Kenaikan iuran BPJS yang dipaksakan di tengah
situasi masyarakat yang sedang kesulitan ekonomi, pengguliran new normal tanpa
ukuran dan panduan yang jelas, wacana pengenaan pajak pada transaksi online,
dan heboh tentang kenaikan tarif listrik, adalah beberapa contoh buruknya
pengelolaan komunikasi publik. Seharusnya pemerintah menenangkan masyarakat
dengan kebijakan pro rakyat,” kata Netty.
Dia meminta pemerintah memperbaiki pola komunikasi itu. “Saya berharap ada
transparansi soal penghentian program pelatihan prakerja, penghentian kenaikan
iuran BPJS, dan memberikan penjelasan soal heboh naiknya tarif listrik serta
pungutan pajak pada transaksi online tersebut demi kebaikan rakyat,”
pungkasnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu
Prakerja Denni Puspa Purbasari memutuskan untuk menghentikan program paket
pelatihan kartu prakerja. Keputusan itu tertuang dalam surat Manajemen
Pelaksana Program Kartu Prakerja nomor S-148/Dir-Eks/06/2020/pada 30 Juni 2020
yang ditujukan kepada mitra prakerja yaitu SekolahMu, Sisnaker, Skill Academi
by Ruangguru, Bukalapak, MauBelajarApa, Pijar Mahir, Pintaria dan Tokopedia.
ASS|*