Caringin | Jurnal Inspirasi
Warga di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, mengeluhkan pemotongan bantuan langsung tunai (BLT) tahap II bersumber anggaran dari Dana Desa (DD) untuk warga terkena dampak Virus Corona yang dilakukan pihak desa. Sebab, BLT DD yang seharusnya diterima warga sebesar 600 ribu, hanya diterima setengahnya atau sebesar 300 ribu.
Salah seorang warga RT 01/03, Desa Cimande Hilir berinisal J mengatakan, bantuan yang diberikan pihak desa untuk warga terkena Covid-19 bersumber anggaran dari DD, tidak seutuhnya diterima. “Kami hanya menerima sebesar 300 ribu,” akunya kepada Jurnal Bogor.
Menurut J yang setiap hari bekerja serabutan itu mengungkapkan, pihaknya sudah pernah menanyakan langsung kepada pegawai desa terkait pemotongan bantuan BLT DD yang diberikan pemerintah selama tiga bulan itu. “Kata pegawai desa sih dibagikan kepada warga yang lain. Ini kan aneh, masa uang yang seharusnya saya terima 600 ribu malah dibagi dua,” kesalnya.
Selain itu, kebijakan pemotongan BLT DD yang dilakukan pihak desa hanya sepihak. Karena, warga penerima bantuan tidak pernah merasa diajak musyawarah. “Taunya dipotong saja tanpa ada musyawarah dan dibuatkan berita acara apapun kepada saya,” jelas warga Desa Cimande Hilir lainnya berinisial W yang juga sebagai penerima BLT DD.
Untuk itu, W minta agar pihak pemerintah baik kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat, menyikapi permasalahan pemotongan bantuan yang ada di Desa Cimande Hilir. “Bagaimana pun ini kebijakan sepihak dan merugikan warga. Apalagi, semenjak ada Covid-19 tempat usaha saya menjadi sepi,” tegas bapak yang sehari-harinya berdagang tersebut.
Sementara, Pjs Kepala Desa (Kades) Cimande Hilir, Yanto Koeswanto membenarkan adanya hal tersebut. Namun, pihaknya membantah jika pemotongan itu atas perintah desa. “Memang pada saat pembagian BLT DD dilaksanakan di kantor desa. Tapi kami tidak tahu, itu kebijakan RT dan penerima bantuan,” kilahnya saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Yanto pun menyatakan, permasalahan itu sudah diselesaikan secara musyawarah yang dihadiri BPD, Babinsa, Babinmas, RT dan RW serta warga. “Begitu rame ada masalah tersebut, kami langsung adakan musyawarah,” tukasnya.
** Dede Suhendar