>> Atur Mata Pelajaran dan Jumlah Siswa di Kelas
Bogor | Jurnal Inspirasi
Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim tengah menghimpun berbagai informasi termasuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menyiapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama pandemi Covid-19. “Kira-kira untuk sektor pendidikan di tahun ajaran baru nanti ada semacam skenario untuk transisi, enam minggu pertama harus sistem shift,” paparnya, Senin (1/6).
Dedie mengungkapkan, hanya pelajaran yang berkaitan dengan teori yang akan disampaikan di kelas melalui KBM. Sementara mata pelajaran olahraga, kantin sekolah, dan jajanan tetap ditutup sementara.
“Hal lain seperti jumlah siswa per kelas yang dibatasi sampai 50 persen dan jam pelajaran yang hanya 4 jam per hari, termasuk 3 hari kelas, 2 hari daring dan seterusnya,” paparnya.
Dedie mengatakan, pihaknya mempertimbangkan guru yang berusia di atas 45 tahun untuk mengajar di rumah secara daring. Pasalnya, mereka masuk dalam orang yang rentan tertular Covid-19. “Jadi, masih banyak hal yang perlu dibahas secara berjenjang dari daerah sampai pusat,” tandasnya.
Sementara Wakil Ketua Satgas Covid-19 DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri (ASB) meminta Pemkot Bogor tak hanya fokus menyiapkan formula new normal pada sektor pendidikan saja, melainkan melakukan evaluasi capaian pembelajaran selama belajar online di rumah masing-masing.
“Soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) bagaimana skenarionya saat belajar di rumah juga belum dibahas oleh Dinas Pendidikan (Disdik),” ucap ASB kepada wartawan, Senin (1/6).
Menurut dia, akan lebih bijak Pemkot Bogor menyampaikan kepada publik hasil evaluasi pola pembelajaran dan pencapaian tatanan pelaksanaan pendidikan siswa selama masa PSBB oleh Dinas Pendidikan.
“Jangan fokus menyiapkan new normal di sektor pendidikan, tapi konsentrasi evaluasi capaian pmbelajaran selama belajar online dan bagaimana PAT dan Penilaian Akhir Semester (PAS) juga belum pernah dibahas,” kata pria yang juga Anggota Komisi IV DPRD itu.
ASB mengatakan, masyarakat perlu mendapat informasi dari pemkot atas evaluasi capaian pembelajaran online learning. “Masyarakat, khususnya orang tua siswa perlu mengetahui, apa saja yang sudah dilakukan. Kemudian seperti apa hasilnya? Apakah sudah merata sebarannya di seluruh jenjang sekolah,” ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, apakah setiap sekolah semuanya mnyelenggarakan online learning. Lantas apakah seluruh murid memiliki perangkat belajar online. Begitupun dengan guru di sekolah masing-masing. “Bagaimana cara mengukur tingkat keberhasilan pmbelajarannya dan bagimana Disdik mmpersiapkan tatanan sektor pendidikan pasca PSBB,” kata ASB.
Kata dia, hal itu penting dilakukan agar standar pencapaian hasil pmbelajaran dapat dipertanggungjawabkan. ASB pun mengingatkan, agar Pemkot lebih berhati-hati karena 1/3 jumlah penduduk Kota Bogor adalah anak- anak.
“Dalam kalender pendidikan bulan ini memasuki masa akhir semester, bagaimana mekanisme pelaksanaan PAS dilakukan. Jadi pemkot harus mengekpsose dan mengevaluasi pencapaian pembelajaran di seluruh tingkatan pendidikan.
n Fredy Kristianto