Bogor | Jurnal Inspirasi
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan bahwa Kota Hujan belum aman dari pandemi virus Corona. Hal itu ditandai dengan meningkatnya jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 101. “Grafik penularan Covid-19 dalam tiga hari ke belakang mengalami kenaikan. Rabu (13/5) ada penambahan tiga orang, sehari sebelumnya dua orang. Kemudian saat ini ada tambahan enam Pasien Dalam Pemantauan (PDP). Artinya kita belum aman,” ujar Dedie kepada wartawan, Kamis (14/5).
Atas dasar itu, sejauh ini pemerintah belum dapat memastikan apakah Shalat Idul Fitri sudah bisa dilakukan. “Berdasarkan rapat dengan Forkopimda, Shalat Ied belum bisa dilakukan berjamaah. Karena surat keputusan bersama antara MUI, Forkopimda dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) belum diubah,” kata Dedie.
Namun, kata Dedie, surat keputusan itu sewaktu-waktu dapat diubah apabila penularan pandemi Covid-19 sudah ditekan. “Jadi saat ini masyarakat lebih baik konsentrasi pada menurunkan penyebaran virus corona,” jelasnya.
Lebih lanjut, sambung dia, bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang berusia 60 tahun ke atas dengan penyakit bawaan sepenuhnya pembiayaan ditanggung pemerintah pusat. “Nantinya RS rujukan tempat merawat pasien itu mengajukan klaim ke Kementerian Kesehatan,” ucapnya.
Sementara pasien terkonfirmasi positif yang berusia 60 tahun ke bawah rencananya akan dicover Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. “Sekarang sedang kami petakan alur klaimnya khusus RS rujukan diluar RSUD Kota Bogor,” ungkap Dedie.
Ia menambahkan, untuk klaim di RSUD Kota Bogor sendiri sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. “Kalau di RSUD sudah jalan, dari sejak dirawat semua urusan obat dan lain-lain ditanggung RSUD yang merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),” tandasnya.
Disinggung mengenai kewajiban membawa surat keterangan (suket) bagi warga yang bekerja di ke Jakarta dengan commuter line. Dedie menyatakan bahwa warga yang akan bekerja ke Jakarta menggunakan commuter line wajib membawa suket kesehatan, identitas dan suket dari perusahaan yang dikecualikan tempat mereka bekerja.
“Sekarang kita masih menunggu teknisnya. Apakah pemeriksaan dilakukan tiap hari dengan membuat pos khusus atau secara random check yang diadakan mendadak. Sejauh ini soal suket itu sudah kami sosialisasikan ke warga,” katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan koordinasi dengan lima kepala daerah di Bogor, Depok, Bekasi, baru Kota Depok yang sudah menerapkan kebijakan suket. “Ya, mudah-mudahan dua sampai tiga hari ke depan sudah ada petunjuk teknisnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno mengatakan bahwa pada Kamis (14/5) jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 101 orang, dengan rincian 14 meninggal dunia, 63 dalam perawatan. Sedangkan untuk yang sembuh ada penambahan tiga orang sehingga menjadi 24 orang.
“Sementara PDP bertambah enam orang sehingga menjadi 273 pasien. Yang sudah sembuh juga bertambah 1 orang jadi 122, yang dalam perawatan bertambah lima orang menjadi 101. Untuk yang meninggal dunia berjumlah 50 pasien, tapi mereka belum dipastikan Covidd-19 atau tidak karena masih menunggu hasil lab,” paparnya.
Kemudian, kata Sri, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) bertambah 20 orang sehingga berjumlah 259. Sebanyak, 213 dinyatakan sembuh dan 46 dalam pemantauan. “Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai 1.242, dengan rincian 1.173 sudah sembuh, dan 69 masih dalam pemantauan,” tukasnya.
n Fredy Kristianto