Jakarta, Jurnal Inspirasi
Banjir yang melanda sebagian Jakarta, termasuk kompleks Istana Kepresidenan yang ikut terendam banjir tepatnya di sekitar Masjid Baiturahim semata kaki pada Selasa (25/2) pagi, membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi sorotan. Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Aras pun mempertanyakan kerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta terkait banjir yang berkali-kali melanda Ibu Kota.
Politikus PPP ini menilai, Pemprov DKI seharusnya bisa meminimalisir potensi banjir. Sebab ada rentang waktu yang panjang saat musim kemarau untuk persiapan. “Pemprov DKI Jakarta terlihat kurang serius dalam proses pencegahan banjir yang tiap tahun terjadi di Ibu Kota. Seharusnya, jika mau serius, rentan waktu dari sekitar April hingga Agustus itu sudah cukup untuk mempersiapkan Jakarta tidak banjir saat musim hujan datang,” kata Aras dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2).
Dia berujar banjir di Jakarta menjadi perhatian nasional karena berdampak pada aktivitas di Ibu Kota. Aras menyoroti banjir sampai menggenangi ruas jalan tol, jalur lintas bawah, dan objek vital negara.
“Ini tentu dikarenakan ada yang salah dengan sistem drainase Ibu Kota. Bagaimana dengan normalisasi dan naturalisasi sungai-sungai atau saluran-saluran air?” ujarnya.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta DKI berbenah diri dalam sistem penataan kota terkait pencegahan banjir. Politisi Partai Golkar itu bilang Anies perlu mengundang ahli untuk menemukan terobosan perbaikan sistem drainase. Selain itu, Bamsoet menilai DKI perlu menambah sumur resapan dan waduk. “Ini bukan yang pertama kali kita menghadapi musibah banjir, sehingga harus dilakukan langkah-langkah yang permanen agar banjir ke depan tidak terulang,” ujar Bamsoet.
Sedangkan politisi PDIP Andreas Hugo Pariera membandingkan Anies dengan Basuki Tjahaja Purnomo alias Ahok serta Presiden Joko Widodo. Andreas menyebut di antara Jokowi dan Ahok dalam menangani banjir, kinerja Anies paling buruk. Terkait hal itu, Andreas pun menyinggung sebuah meme yang menyebut semua masalah di Jakarta terjadi akibat warganya salah memilih gubernur. “Sederhana aja buat masyarakat, dulu ketika maaf aja ya, Pak Jokowi dan Pak Ahok sudah mulai ada perubahan, ” kata dia.
Sementara Anies menyebut ada 290 RW yang terendam banjir, Selasa (25/2). Sekitar 3.565 orang terdampak kejadian ini. Ketika disinggung banjir yang sudah berkali-kali terjadi di Jakarta sejak tahun baru 2020, Anies enggan berkomentar banyak. Anies mengatakan, konsentrasi pihaknya saat ini menangani korban banjir. “Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan,” ucap Anies saat memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta. Anies menyinggung ramalan BMKG pada Desember 2019 bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Maret 2020. Anies enggan berkomentar lagi ketika ditanya mengenai antisipasi Pemprov DKI menghadapi cuaca ekstrem tersebut. “Cukup,” kata Anies sambil berjalan meninggalkan para wartawan.
Pada awal pernyataan, Anies mengatakan, banjir yang terjadi pada Selasa pagi karena curah hujan yang tinggi, bukan karena aliran dari hulu di Bogor. Seperti di Pintu Air Manggarai, sempat berada pada level Siaga I dan kini turun menjadi Siaga II. Menurut Anies, seluruh jajaran Pemprov DKI saat ini berada di lapangan untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Anies mengatakan, warga korban banjir yang membutuhkan bantuan bisa menghubungi 112. Warga juga bisa datang ke kantor kelurahan terdekat. “Kita akan bantu respons semua yang jadi kebutuhan masyarakat,” ucap Anies. Untuk saat ini, kata Anies, pihaknya sedang berkonsentrasi pada penanggulangan bencana. “Semua sumber daya kita siapkan untuk terjun ke lapangan. Semua kegiatan Pemprov difokuskan di lapangan. Semua pertemuan, rapat batal semuanya, turun ke lapangan,” ucap Anies.
Asep Saepudin Sayyev |*
Data dan Fakta
- Kompleks Istana Kepresidenan di Jalan Medan Merdeka Utara, termasuk titik yang rentan terkena banjir jika debit hujan begitu besar di ibu kota. Pada Selasa, 10 Februari 2015, banjir juga sempat menyentuh Istana, atau ketika gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang menjadi kepala daerah saat itu.
- Salah satu banjir yang cukup parah yang melanda Istana, terjadi di era kepemimpinan Joko Widodo sebagai gubernur. Saat itu, air kecokelatan dengan tinggi sekitar 39 centimeter melanda Istana. Foto presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan celana digulung dan berada di tengah banjir di Istana pun beredar di media.