29.4 C
Bogor
Friday, March 29, 2024

Buy now

spot_img

Panen Tiba, Petani Diminta tak Langsung Menjual

Pandeglang | Jurnal Inspirasi

Petani di tiga kecamatan yakni Sobang, Panimbang dan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten saat ini tengah menyambut panen raya padi. Untuk menghindari harga turun, petani diminta tidak langsung menjual gabah. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Budi S Januardi mengungkapkan, sebetulnya pemerintah telah mengatur harga jual gabah petani. Namun karena kultur petani Kabupaten Pandeglang panen langsung menjual membuat harga gabah mengikuti kehendak pengepul.

“Setiap tahun selalu terjadi harga turun. Tapi sebetulnya kan sudah ada Permendag 2020. Tapi dengan standar kualitas tertentu, terutama kadar air. Sementara petani di Pandeglang begitu panen langsung jual, ingin buru-buru jadi duit,” tutur Budi.

Menurutnya, ada pula petani yang dari awal sudah dibiayai pengepul, sehingga posisi tawarnya lemah dan tak bisa menjual kemana-mana. “Jika sudah seperti ini, maka harga ditentukan pengepul,” ujar Budi yang mendampingi Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor Yusral Tahir monitoring panen di Pandeglang.

Selain alasan tersebut, Budi menyebut bahwa petani  banyak yang tidak punya dryer dan lantai jemur. Dengan demikian, jika dibiarkan terlalu lama, maka gabah akan turun kualitasnya bahkan bisa rusak.

Budi mengungkapkan,  luas panen musim tanam I (MT I) 2021 di Kecamatan Sobang 1.113 hektar (ha) dengan produksi gabah kering panen (GKP) 6.030 ton dan Kecamatan Panimbang luas panen 2.866 ha produksi GKP 15.528 ton. Sementara di Cikeusik luas panen sudah mencapai 3,849 ha dengan perkiraan produksi GKP 23.864 ton.

Secara keseluruhan luas panen pada Maret 2021 ini di Kabupaten Pandeglang diperkirakan mencapai 19.838 ha padi sawah dengan perkiraan produksi 117.990 ton dan padi gogo 1.499 ha perkiraan produksi 5.714 ton. Panen masih akan berlangsung hingga bulan Mei mendatang. Total panen diperkirakan   menghasilkan produksi GKP 213.627 ton.

Sementara itu Kaisan, anggota Kelompok Tani Ranca Teras, Kecamatan Panimbang, ditemui dilahannya mengatakan, menyambut gembira panen setelah berhasil melewati banjir  dan terpaksa tandur tiga kali.

“ Panen hasil perjuangan menghadapi banjir. Rata – rata petani disini ada yang sampai tiga kali tandur, karena banjir. Ini tandur keempat Alhamdulillah bisa panen, “ ungkapnya, Sabtu (6/3/2021).

Sempat terkena banjir, Ia mengaku tidak kapok bertanam, karena sudah pekerjaannya bertani. Tapi Ia  berharap pemerintah sudah memiliki persiapan untuk menampung gabah hasil panen. “Petani mah tidak kapok menanam, karena sudah pekerjaannya. Harapannya kalau musim panen persiapan untuk penampungan gabah hasil panen petani dengan harganya biar standar supaya petani ada lebih,” ujarnya.

Menghindari ijon Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memberikan saran agar petani memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Kehadiran KUR, menurut SYL adalah salah satu upaya negara untuk memastikan kesejahteraan bagi petani di seluruh Indonesia dan membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, petani  abad 21 di era digital 4.0, kolotnial maupun milenial, hendaknya tidak lagi berfikir “tanam, petik lalu jual”.

Ia mendorong petani mengubah semangat dan etos kerja, dari sekadar bertani menjadi pengusaha dengan membentuk korporasi. Didukung dengan inovasi dan mekanisasi, maka petani akan menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis bukan sekadar bertani.

** Regi/PPMKP

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles