24.7 C
Bogor
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

DPR RI Ajak Petani Laksanakan Pertanian Berbasis Semesta

Purwakarta | Jurnal Inspirasi

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengajak petani melaksanakan pertanian berbasis semesta yakni pertanian yang meletakan alam sebagai sumber energi. Hal  ini disampaikannya dalam pembukaan Bimbingan Teknis Petani Penyuluh Kabupaten Purwakarta Wilayah Koordinasi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor di Purwakarta, Kamis (5/3/2021).

Kata Dedi pertanian berbasis semesta   tidak boleh terintervensi oleh kimiawi, artinya Ia menekankan pada cikal bakal penciptaan manusia. Dan cikal bakal bumi. Disitu akan lahir penelitian tanah, air, udara dan kemudian meletakan manusia memahami pertanian bukan sebagai sumber eksploitasi tetapi sebagai sumber harmoni makan untuk hidup bukan hidup untuk makan.

“Pertanian itu untuk membangun harmoni manusia dengan alam jadi  tidak boleh untuk merusak.  Sistemnya itu, jadi lahirlah sistem pertanian untuk kesehatan, sistem tata ruang kemudian tata bangunan. Jadi pertanian itu tidak berdiri sendiri dia satu sistem,” ungkapnya.

Untuk itu kata Dedi materi dalam bimtek cukup fokus pada pengolahan pupuk organik atau UPPO. Dedi mengatakan, dunia pertanian yang modern, menjanjikan untuk masa depan, yang membuat manusia menjadi sehat adalah pertanian yang hidup dan saling menghidupkan. Didalam tanah hidup cacing dan mikroorganisme lain yang harus dipelihara kehidupannya dengan tidak mengganggu tempatnya hidup.

Pertanian organik dinilainya lebih murah karena semuanya sudah tersedia dialam. Pupuk bisa dihasilkan dari kotoran sapi yang dipelihara, yang menjadi tempat bernaung cacing dan mikroorganisme lain dan pemanfaatan jerami.

 “Penggunaan pupuk organik itu dapat membuat petani mandiri. Sebab, filosofi dasar dari pupuk organik itu adalah petani mampu membuat pupuk sendiri dengan memuliakan unsur kehidupan tanah, mulai dari cacing, belut dan berbagai mikroorganisme di dalamnya,” tuturnya.

Pola pertanian organik ini, kata Dedi, meski petani hanya punya lahan sedikit, misalnya seperempat atau setengah hektar, tapi itu terbukti berhasil membangun kemandirian petani. Menurutnya, pengalaman ini sudah ditunjukkan oleh orangtua kita dulu.

“Orangtua kita dulu punya sawah hanya seperempat hektar dan sapi tiga ekor, tetapi dia mampu membangun siklus ekomomi sehingga anak-anaknya bisa pada sekolah, Padahal waktu itu sekolah tak ada subsidi. Ini yang disebut dengan kemandirian petani,” tandasnya.

Idealnya setiap petani dengan lahan dibawah satu hektar diberi seekor sapi. Sehingga Ia bisa bertani dengan memanfaatkan sapi tersebut terutama untuk pupuk. Dengan demikian meski lahan sedikit Ia bisa menghasilkan produksi padi yang sehat.

Dalam kesempatan yang sama  Kepala PPMKP Yusral Tahir menekankan pendidikan pertanian perlu dikenalkan sejak dini agar kedepan banyak lahir petani – petani muda milenial yang berpikiran lebih modern dalam melaksanakan kegiatan pertaniannya.

Bimtek bagi Petani dan Penyuluh Kabupaten Purwakarta yang fokus pada materi pembuatan pupuk organik sejalan dengan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Ia ingin para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini. Mentan mengakui hasil pertanian non pestisida  kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar.

“Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” ucapnya.

Sementara Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP)  Kementerian Pertanian mengajak penyuluh senantiasa mengingatkan petani memaksimalkan pemakaian pupuk organik untuk meningkatkan kualitas tanaman dan kuantitas hasil panen. 

“Perkembangan teknologi pemupukan berimbang dengan pupuk hayati/organik  bisa dipelajari penyuluh agar petani dan praktisi pertanian mulai mengenal bahkan menjadi pelaku untuk menghasilkan pupuk hayati,” ucapnya.

** Regi/PPMKP

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles