26.6 C
Bogor
Friday, March 29, 2024

Buy now

spot_img

Warga RW 17 Griya Bukit Jaya Sodorkan Tanah Fasum Untuk Dikelola Oleh BUMDes

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Maraknya bangunan liar yang permanen diatas lahan fasos/fasum RW 17 , yang diduga dikelola oleh seseorang untuk meraih keuntungan pribadi, membuat warga RW 17 Perum Griya Bukit Jaya menjalin kerjasama dengan BUMDes Bojong Nangka untuk mengelola lahan fasum yang tidak terurus tersebut agar bisa dinikmati oleh seluruh warga RW 17 Perum Griya Bukit Jaya.

Pada pertemuan di aula kantor Desa Bojong Nangka, yang dihadiri oleh Muhammad Ali Direktur BUMDes Bojong Nangka, H. Amir Arsyad Kepala Desa Bojong Nangka, Sudrajat Ketua RW 17 Perum Griya Bukit Jaya, Sani tokoh masyarakat Perum Griya Bukit Jaya dan beberapa perwakilan RT di RW 17, guna membahas kerjasama pengelolaan lahan fasos/fasum, Jum’at (26/02).

Kepada Jurnal Bogor dalam forum tersebut M. Ali mengatakan bahwa dia sudah mengajukan permohonan kerjasama dengan warga RW 17 untuk pengelolaan lahan fasos /fasum yang akan dibuat food court sebanyak 70 unit yang nantinya akan disewakan, baik oleh warga diluar Desa Bojong Nangka mauupun warga perumahan.

“Kita bangunkan food court dengan sewa maksimal 6 juta /tahun untuk diluar warga Griya Bukit Jaya, dan untuk warga GBJ kita berikan harga 5 juta/tahun,” kata Ali.

Dia menjelaskan, bukan hanya itu saja, juga akan membangun balai warga untuk warga GBJ RW 17, taman bermain, Posyandu, saluran irigasi serta menggratiskan kios untuk usaha UMKM warga GBJ .

“Itu merupakan jalinan kerjasama yang kita sepakati antara BUMDes Bojong Nangka dan warga GBJ RW 17. Selain itu, warga GBJ RW 17 pun kami beri kewenangan untuk mengelola food court tersebut nantinya, dan kami beri persentase 500 ribu/ kios per tahun untuk warga GBJ RW 17,” jelas Ali.

Masih menurut Ali, sebelum melakukan pembangunan sudah mengajukan permohonan pengelolaan kepada aset daerah Kabupaten Bogor dan saat itu turut hadir untuk melihat lokasi fasum yang akan dikelola bersama warga GBJ RW 17.

“Pesan dari aset agar tidak menghilangkan zona hijau yang ada di zlokasi fasum tersebut. Total fasum itu ada 1,6 H dan yang kami kelola sekitar separuhnya saja, tanpa mengurangi zona hijau maka nanti di lokasi food court tersebut kami akan buat taman bermain dan kami akan tanam 1 pohon di 1 kios agar tetap ada nuansa hijaunya,” jelas Ali.

Di tempat yang sama, Sudrajat ketua RW 17 GBJ mengatakan, membuka lebar niat baik BUMDes Bojong Nangka untuk mengelola lahan fasum tersebut mengingat banyak bangunan permanen yang dikelola segelintir orang dan hasilnya justru tidak dinikmati oleh warga yang seharusnya sebagai penikmat lahan fasum tersebut.

“Kita ajukan syarat kepada BUMDes, dan saat BUMDes menyanggupi maka kami sangat antusias mendukung program tersebut, apalagi ada hasil yang nantinya juga turut dinikmati oleh warga GBJ khususnya RW 17,” tukas Sudrajat.

Dia melanjutkan, selama 20 tahun ini lahan tersebut terbengkalai dan RW 17 pun tidak punya balai warga, ditambah lagi ada bagunan permanen milik perseorangan yang dikelola dan disewakan untuk kepentingan pribadi, maka saat BUMDes menawarkan diri untuk mengelola lahan tersebut pihaknya mengajukan syarat yang alhamdulilah siap dipenuhi BUMDes.

“Semoga kerjasama ini bisa meningkatkan ekonomi warga Bojong Nangka khususnya GBJ RW 17, dalam menghadapi pandemi saat ini,” harap Sudrajat.

Senada, Sani Tokoh Masyarakat RW 17 mengatakan tidak mudah untuk membuat percaya warga RW 17 dan mendapatkan tanda tangan persetujuannnya, dan hampir memakan waktu 4 bulan untuk membangun kepercayaan warga GBJ kepada BUMDes.

“Setelah 4 bulan menjelaskan kepada warga akhirnya warga RW 17 GBJ mau menandatangani surat persetujuan, pengelolaan lahan fasum tersebut kepada BUMDes Bojong Nangka, termasuk saya pun sempat ragu, tapi setelah melihat kesungguhan BUMDes akhirnya kami percaya, dan lebih baik dikelola BUMDes dari pada terbengkalai dan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” kata Sani.

Hal yang sama dikatakan Azis warga GBJ RW 17 yang merasa terbantu dengan dikelolanya lahan fasum tersebut oleh BUMDes sehingga dirinya bisa usaha dengan harga kios yang murah.

“Saya menyewa 2 kios dan alhamdulilah sangat terjangkau dengan kondisi ekonomi sulit saat ini, semoga kedepannya adanya food court di fasum tersebut bisa menambah meningkatkan ekonomi warga GBJ RW 17 khususnya,” pungkas Azis.

Kepala Desa Bojong Nangka H. Amir Arsyad menegaskan, tujuan didirikannya food court di lahan fasum selain untuk pemanfaatan lahan yang terbengkalai juga guna meningkatkan ekonomi warga Desa Bojong Nangka, mengingat potensi di Bojong Nangka ini hanya berniaga, karena sudah tidak ada lahan untuk bertani apalagi membuka objek wisata.

“Dari BUMDes nantinya akan ada koperasi simpan pinjam jadi untuk setiap usaha mikro akan kita bantu untuk permodalan sebesar maksimal 2 juta rupiah awal, selain untuk mempermudah masyarakat dalam memiliki modal juga menghindari jeratan dari bank keliling/bank emok,” pungkas H. Amir .

Menurutnya, perjuangan untuk membuat food court di lahan fasum tidak mudah, mulai dari adanya pemberitaan yang miring, adanya oknum yang meminta jatah, dan lain sebagainya, tapi pihaknya terus perjuangkan untuk meningkatkan ekonomi warga Desa Bojong Nangka dan menambah PAD desa.

“Permohonan pemanfaatan lahan sudah kami kirim kepada dinas terkait, dan aset daerah sejauh ini dalam proses, semoga kedepannya lancar dan masyarakat sejahtera,” harapnya.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles