29.5 C
Bogor
Tuesday, April 23, 2024

Buy now

spot_img

Sekelas Dino Patti Saja Diembat

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Praktik mafia tanah menyita perhatian publik setelah kasus pencurian sertifikat rumah dialami Ibunda mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal. Rumah milik ibundanya secara tiba-tiba beralih nama di Badan Pertanahan Nasional (BPN), padahal tidak pernah ada transaksi jual beli sama sekali.

“Sekelas Pak Dino saja diembat… Bagaimana sekelas kita,” cuit seorang warganet @just_mywin, merespon cuitan Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, “Kami turut prihatin bang,” cuit HNW dalam akun Twitternya, @hnurwahid, Rabu (10/2).

Pria yang biasa disapa HNW ini mengaku sudah meminta Fraksi PKS DPR untuk menindaklanjuti temuan praktik mafia tanah tersebut. HNW mengatakan, saat pemerintah mengkampanyekan sertifikat tanah secara elektronik, banyak pihak khawatir.
“Mengingat kasus e-KTP dll. Munculnya kembali kasus mafia sertifikat tanah ini bikin rakyat makin tak percaya. Saya sudah sampaikan ke kawan-kawan @FPKSDPRRI untuk difollow up,” pungkasnya.

Sementara pihak Polda Metro Jaya mengaku sudah meringkus pelaku mafia sertifikat tanah terhadap ibunda Dino Patti Djalal. Dalam keterangan pihak kepolisian, para pelaku yang sudah ditangkap adalah Arnold Siahaya, Dedi Rusmanto, Ferry serta beberapa lainnya. Mereka bahkan sudah menjalani putusan pidana terkait mafia properti.

Namun demikian, Dino Patti Djalal meyakini para pelaku tersebut bukan dalang sesungguhnya. “Dengan segala hormat, orang-orang yang ‘ditangkap’ dan ‘diadili’ ini bukan dalang sindikat tanah yang menipu ibu saya,” kata Dino Patti Djalal di akun Twitternya, Rabu (10/2).

Atas keyakinan tersebut, ia pun berharap pihak kepolisian terus mengungkap kasus sindikat mafia tanah hingga ke akar-akarnya dan menangkap dalang sindikat sesungguhnya. “Jangan sampai negara kalah dan dikadali oleh sindikat tanah,” tegasnya.

Praktik mafia sertifikat tanah sebelumnya disampaikan mantan Dubes RI itu terhadap rumah milik ibundanya. Ia menjelaskan, rumah keluarganya secara tiba-tiba beralih nama di BPN. Padahal sebelumnya tidak pernah ada transaksi jual beli.

Ia mengurai, komplotan sudah secara terencana menargetkan rumah ibu yang sudah berusia senja dengan modus mengincar target hingga membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu. “Berkolusi dengan broker hitam dan notaris bodong, dan pasang figur-figur ‘mirip foto di KTP’ yang dibayar untuk berperan sebagai pemilik KTP palsu,” jelasnya membeberkan modus pelaku.

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles