33.6 C
Bogor
Friday, March 29, 2024

Buy now

spot_img

Capitol Rusuh, Kongres Tetap Sahkan Biden

Trump Didesak Segera Dilengserkan

Washington | Jurnal Inspirasi

Hari memalukan bagi demokrasi Amerika terjadi saat aksi kekerasan dan kekacauan yang belum pernah ada sebelumnya terjadi di Washington DC saat pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol Hill, Rabu (6/1) atau Kamis WIB. Insiden ini termasuk paling dramatis bagi sistem demokrasi AS.

Aksi demonstrasi berujung kericuhan itu, massa pendukung Trump menentang pengesahan kemenangan Joe Biden dan pengesahan kekalahan Trump oleh Kongres AS.

Massa melakukan aksi anarkis dengan mendobrak masuk pintu Capitol dan menyerbu aula mengganggu Kongres untuk mengesahkan Joe Biden sebagai presiden terpilih. Empat orang dilaporkan tewas dan 52 orang ditangkap selama kericuhan di Capitol. SF Gate melaporkan, korban tewas bernama Ashli Babbitt, pendukung Donald Trump dan veteran angkatan udara AS yang telah bertugas 14 tahun.

Dia dilaporkan ditembak di bagian dada oleh polisi US Capitol saat naik ke gedung Capitol melalui jendela pecah. Contee mengatakan tiga orang lainnya juga meninggal pada Rabu karena keadaan darurat medis, dan 14 petugas polisi terluka, dua di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Meski demikian, Kongres AS tetap mengesahkan pemungutan suara Electoral College dengan mengukuhkan kemenangan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, Kamis (7/1), setelah gedung kongres berhasil diamankan pihak keamanan pada Rabu sore waktu setempat, usai beberapa jam dikuasai oleh pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu aula kongres untuk mengganggu pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden berikutnya.

Wakil Presiden Mike Pence juga telah mengumumkan pengesahan penghitungan suara elektoral sekaligus mengonfirmasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Dia tidak akan menuruti keinginan Trump untuk membatalkan keinginan para pemilih AS. Anggota Kongres berkumpul kembali untuk melanjutkan peninjauan mereka atas suara Electoral College pada Rabu malam, beberapa jam setelah kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap lembaga pemerintah Amerika.

Beberapa Senator Partai Republik yang awalnya bersumpah akan menentang hasil perolehan suara di negara bagian karena kekhawatiran terjadi penipuan pemilih, malah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan suara untuk sertifikasi kemenangan Biden.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, R-Ky, menyebut aksi demonstrasi yang berujung kekerasan di Capitol sebagai pemberontakan yang gagal. “Mereka yang mencoba mengganggu demokrasi kita tidak berhasil,” kata McConnell dilansir FoxNews, Kamis (7/1).

Dan Scavino, wakil kepala staf Gedung Putih, memposting pernyataan Presiden Trump di Twitter yang isinya menyerukan agar semua pihak tenang. “Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, namun akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari,” bunyi pernyataan Trump.

“Saya selalu mengatakan bahwa kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah kepresidenan, ini hanya awal dari perjuangan kami untuk Membuat Amerika Hebat Lagi!”,” lanjutnya.

Sementara Asoasiasi Produsen Nasional di AS mendesak para pejabat senior AS untuk memecat Presiden Donald Trump dari jabatannya. Itu disampaikan menyusul kerusuhan massa pendukung Trump di Gedung Capitol. Jay Timmons, Ketua asosiasi yang mewakili 14 ribu perusahaan di AS seperti, Exxon Mobil Corp, Pfizer Inc, dan Toyota Motor Corp menyatakan desakan disampaikan karena pihaknya menilai kerusuhan itu ikut dipicu oleh hasutan yang dilakukan Trump atas hasil pemilihan presiden AS.

“Trump menghasut untuk dilakukannya kekerasan dalam upaya mempertahankan kekuasaannya,” katanya dikutip dari Reuters, Kamis (7/1).

Senada, Business Roundtable, sebuah asosiasi kepala eksekutif dari beberapa perusahaan terbesar Amerika juga mengatakan kekacauan yang terjadi di ibu kota negara adalah hasil dari upaya melanggar hukum yang dilakukan Trump untuk membatalkan hasil pemilihan presiden AS yang sah dan demokratis.

Sementara itu Kepala Eksekutif Apple Inc Tim Cook mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi dalam pengesahan kemenangan Biden di Gedung Capitol harus dimintai pertanggungjawaban. “Kita harus menyelesaikan transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Biden,” katanya.

Sebagai informasi, masa jabatan Trump di Gedung Putih sebenarnya hanya tinggal  tersisa 14 hari. Ini terjadi karena dia telah dikalahkan oleh Joe Biden dalam pemilihan presiden yang digelar November 2020 lalu. Joe Biden rencananya dilantik pada 20 Januari. Namun, sebelum pelantikan dilakukan, kekacauan terjadi dalam proses pengesahan kemenangan Biden di Capitol.

Kekacauan terjadi setelah Trump berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengulangi pernyataan tanpa dasarnya bahwa ia kalah dalam pemilihan presiden karena sudah dicurangi.

Kerusuhan membuat memaksa Kongres menunda sesi pengesahan kemenangan Biden untuk sementara waktu. Selain dari kalangan dunia usaha, desakan juga datang dari beberapa anggota parlemen Demokrat di Kongres. Mereka mendesak Wakil Presiden AS Mike Pence dan Kabinet untuk meminta Amandemen ke-25 guna menyingkirkan Trump dari Gedung Putih.

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles